Sabtu, 06 Desember 2014

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT




IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM

1.    UJI MOLISH
a.    Teori
Uji Molish adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molish dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molish, seorang alhi botani dari Australia.  Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel (Adisendjaja, 2014).
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan (Adisendjaja, 2014).
H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu (Adisendjaja, 2014).
b.    Alat dan Bahan
1)      Alat
a)    Tabung reaksi.
b)   Rak tabung reaksi.
c)    Gelas ukur.
d)   Pipet tetes.
e)    Kertas label.
f)    Penjepit tabung reaksi.
2)      Bahan
a)   Sukrosa.
b)   Maltose.
c)   Dextrin.
d)  Glikogen.
e)   Glukosa.
f)    Amilum.
g)   Fruktosa.
c.    Cara Kerja
1)   5 tetes pereaksi Molish ditambahkan pada masing-masing 2 ml larutan karbohidrat (Sukrosa, Maltose, Dextrin, Glikogen, Amilum, Glukosa dan Fruktosa) lalu diaduk.
2)   Tabung reaksi dimiringkan dan 2 ml asam sulfat pekat (H2SO4) dituangkan dengan hati-hati melalui dinding tabung sehingga terbentuk dua lapisan.
3)   Warna yang terjadi pada batas kedua lapisan diamati.
d.   Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No
Karbohidrat
Warna awal
Setelah ditambahkan H2SO4
1
Sukrosa
Bening
Cincin coklat
2
Maltose
Bening
Cincin ungu
3
Dextrin
Bening
Cincin ungu kompleks
4
Glikogen
Bening
Cincin ungu
5
Glukosa
Bening
Cincin coklat
6
Amilum
Bening
Cincin ungu kompleks
7
Fruktosa
Bening
Cincin ungu kompleks
e.    Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, larutan karbohidrat yang mengalami sulfonasi dengan alpha naftol adalah amilum, fruktosa, dextrin karena setelah ditetesi oleh H2SO4 pekat larutan tersebut membentuk cincin berwarna ungu kompleks, hal tersebut menunjukan bahwa larutan tersebut mengalami sulfonasi dengan alpha naftol.
2.    UJI BENEDICT
a.       Teori
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksiketon, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannose dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict (Adisendjaja, 2014).
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selama 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi) (Glory, 2013).
Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidik sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi (Glory, 2013).
Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduk siapa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes (Glory, 2013).
b.      Alat dan Bahan
1)      Alat
a)    Tabung reaksi
b)   Rak tabung reaksi
c)    Gelas ukur
d)   Pipet tetes
e)    Kertas label
f)    Penjepit tabung reaksi
2)      Bahan
a)      Sukrosa
b)      Maltose
c)      Dextrin
d)     Glikogen
e)      Glukosa
f)       Amilum
g)      Fruktosa
c.       Cara Kerja
1)      2 ml benedict dituangkan kedalam tabung reaksi.
2)      Kemudian 7 tetes karbohidrat diteteskan pada masing-masing tabung reaksi.
3)      Larutan dididihkan selama 5 menit.
4)      Warna dari endapan yang dihasilkan larutan tersebut diamati.
d.      Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No
Karbohidrat
Sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
1
Sukrosa
Biru
-
2
Maltose
Biru
+
3
Dextrin
Biru
-
4
Glikogen
Biru
-
5
Glukosa
Biru
+
6
Amilum
Biru
-
7
Fruktosa
Biru
+++
Keterangan :
( - )      tidak ada endapan
( + )     endapan berwarna hijau
 ( +++ ) endapan berwarna merah bata
e.       Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan larutan karbohirdat yang menghasilkan endapan adalah Maltose, Glukosa dan Fruktosa. Hal ini menunjukan bahwa larutan tersebut merupakan gula pereduksi.
3.    UJI BARFOED
a.         Teori
Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya diredusi oleh monosakarida. Pemanasan yang lama menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif. Percobaan barfoed menghasilkan endapan berwarna lebih pekat (Ana, 2014).
Larutan karbohidrat yang paling cepat bereaksi adalah larutan fruktosa. Sementara untuk larutan karbohidrat jenis glukosa, dan sukrosa, tidak bereaksi atau menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya. Namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehid atau keton rantai terbuka,sehingga gugus aldehid atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor. Oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif (endapan biru lebih pekat) dinamakan gula pereduksi (Ana, 2014).
Pereaksi barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya dapat direduksi oleh monosakarida dan disakarida meskipun terdapat perbedaan kecepatan mereduksi diantara keduannya (Ana, 2014).
b.        Alat dan Bahan
1)      Alat
a)      Pipet tetes
b)      Tabung reaksi
c)      Gelas ukur
d)     Pemanas air
2)      Bahan
a)      Larutan sukrosa
b)      Larutan glukosa
c)      Larutan maltose
d)     Larutan fruktosa
e)      Larutan dextrin
f)       Larutan amilum
g)      Larutan glikogen
c.         Cara Kerja
1)        Larutan reagent Barfoed sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam 7 tabung reaksi yang berbeda.
2)        Larutan karbohidrat yang akan diuji dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan reagent Barfoed sebanyak 1 ml.
3)        Setiap larutan yang sudah dicampurkan kemudian di panaskan dalam pemanas air kurang lebih selama 2-5 menit, tidak boleh lebih dari 5 menit.
4)        Kemudian diamati adanya endapan.
d.        Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No
Karbohidrat
Endapan
1.
Sukrosa
-
2.
Glukosa
+
3.
Maltosa
-
4.
Fruktosa
+
5.
Dextrin
-
6.
Amilum
-
7.
Glikogen
-
Keterangan :
+ = terdapat endapan merah bata (reaksi positif)
e.         Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida karena dapat mereduksi asam lemah (barfoed) menghasilkan endapan tembaga oksida yang indikator warnanya merah bata.
4.    UJI BIAL
a.       Teori
Uji bial merupakan uji yang disadari oleh konversi pada gula pentose seperti ribose didalam keadaan asam dan 0,3 % larutan orsinol dan FeCl3 didalam HCl pekat. HCl yang terdapat pada reagen akan mendehidrasi gula menjadi furfural. Jika dalam sampel terdapat gula pentose larutan akan berwarna hijau dalam kurun waktu sepuluh menit. Seperti misalnya pada RNA yang memiliki ribosa yang adalah gula pentose sehingga akan bereaksi dengan orsinol dalam kondisi mendidih akan berwarna hijau dan membentuk struktur yang kompleks dengan absorbansi maksimum 665 mm. sedangkan golongan heksosa ditandai keberadaannya jika hasil uji larutan berwarna colat sampai keabu abuan. Pada umumnya  uji Bial di pakai untuk membedakan adanya pentose atau heksosa dalam suatu sampel larutan (Maulidah, 2013).
b.      Alat dan Bahan
1)        Alat
a)      Tabung reaksi
b)      Pipet tetes
c)      Pemanas air
d)     Gelas ukur
2)        Bahan
a)      Larutan sukrosa
b)      Larutan glukosa
c)      Larutan maltose
d)     Larutan fruktosa
e)      Larutan glikogen
f)       Larutan dextrin
g)      Larutan α – alanin
h)      Larutan amilum
i)        Larutan xylosa
j)        Larutan reagen bial
k)      Larutan amil alcohol
c.       Cara Kerja
1)        Larutan bial sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam 8 tabung reaksi yang berbeda.
2)        Larutan karbohidrat yang akan diuji dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan bialsebanyak 1 ml.
3)        Setiap larutan yang sudah dicampurkan kemudian di panaskan dalam pemanas air selama 5 menit.
4)        Setelah dipanaskan kemudian tabung reaksi berisi larutan asam amino tersebut didinginkan.
5)        Setelah di dinginkan kemudian masing-masing tabung reaksi diberi 1 ml larutan amil alkohol. Kemudian diamati perubahan warnanya.
d.      Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
No
Karbohidrat
Indikator Warna
1.
Sukrosa
-
2.
Glukosa
-
3.
Maltosa
-
4.
Fruktosa
-
5.
Glikogen
-
6.
Dextrin
-
7.
Amilum
-
8.
Xylosa
+
Keterangan :
+ = menunjukan warna biru-hijau (reaksi positif)
e.       Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa xylosa termasuk dalam karbohidrat golongan pentosa. Karena pada saat dipanaskan dengan campuran bial, terbentuk furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion ferri menghasilkan indikator warna biru-hijau.
5.    UJI SELLIWANOF
a.       Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid, dan ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi lebih cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya berkondensasi dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah kompleks (Adisendjaja, 2014).
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi :          
1.    Monosakarida
Terdiri dari 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang sederhana.
2.    Disakarida
Senyawa yang terdiri dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau tidak.
3.    Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan beberapa monosakarida
4.    Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul monosakarida yang sangat banyak jumlahnya.
Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat pada iodium (Adisendjaja, 2014).
b.      Alat dan Bahan
1)        Alat
a)      Tabung reaksi
b)      Pipet tetes
c)      Gelas ukur
d)     Rak tabung
e)      Penangas air
2)        Bahan
a)    Karbohidrat (amilum, sukrosa, fruktosa, dextrin, maltosa glukosa, xylosa, glikogen).
b)   Reagen seliwanof.
c.       Cara Kerja
1)        8 tabung disiapkan dan disimpan dalam tabung reaksi.
2)        Masing –masing tabung tersebut diberi 2 ml reagen seliwanof.
3)        Pada setiap tabung diatas ditetesi larutan karbohidrat yang akan diuji masing-masing tiga tetes.
4)        Tabung-tabung tersebut dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit.
5)        Tabung-tabung tersebut diamati perubahan warnanya setiap dua menit sekali.
d.      Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
NO
Karbohidat
Menit ke-
2
4
6
8
10
12
14
15
1
Amilum
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Sukrosa
-
Pink
Orange
OR
OR+
OR+
OR+
OR++
3
Fruktosa
-
Pink
Orange
OR+
OR++
OR++
OR++
Merah kompleks
4
Dextrin
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Maltosa
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Glukosa
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Xylosa
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Glikogen
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan :
-            : Tidak bereaksi
OR  : Bereaksi (warna Orange)
e.       Kesimpulan
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sukrosa dan fruktosa memiliki gugus keton dan termasuk kedalam karbohidrat golongan ketosa. Fruktosa memiliki warna merah yang lebih kompleks dari sukrosa karena sukrosa adalah disakarida yang merupakan gabungan dari glukosa yang memiliki gugus aldehid dan fruktosa yang memiliki gugus keton.
6.    UJI IODIUM
a.       Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid, dan ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi lebih cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya berkondensasi dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah kompleks (Adisendjaja, 2014).
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi :          
1.      Monosakarida
Terdiri dari 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang sederhana.
2.    Disakarida
Senyawa yang terdiri dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau tidak.
3.    Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan beberapa monosakarida
4.    Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul monosakarida yang sangat banyak jumlahnya.
Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat pada iodium (Adisendjaja, 2014).
b.      Alat dan Bahan
1)        Alat
a)      Plat tetes
b)      Pipet tetes
2)        Bahan
a)      Karbohidrat (amilum, sukrosa, fruktosa, dextrin, maltosa glukosa, xylosa, glikogen).
b)      Larutan Iodium.
c.       Cara Kerja
1)        Pada plat tetes diteteskan karbohidrat yang akan diuji masing-masing dua tetes.
2)        Larutan karbohidrat yang akan diuji diteteskan dua tetes larutan iodium.
3)        Perubahan warna pada larutan diatas dibandingkan dengan larutan iodiumnya sendiri.
d.      Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
NO
Karbohidrat
Indikator Warna
1
Amilum
Biru (berubah)
2
Sukrosa
Tidak berubah
3
Fruktosa
Tidak berubah
4
Dextrin
Coklat kemerahan (berubah)
5
Maltosa
Tidak berubah
6
Glukosa
Tidak berubah
7
Xylosa
Tidak berubah
8
Glikogen
Merah (berubah)
e.       Kesimpulan
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa amilum, dextrin, dan glikogen merupakan polisakarida karena dapat bereaksi dengan iodium. Amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada tumbuhan, glikogen pada hewan, dan dextrin pada bakteri.
7.    UJI ASAM MUKAT
a.       Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid, dan ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi lebih cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya berkondensasi dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah kompleks (Adisendjaja, 2014).
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi :          
1.      Monosakarida
Terdiri dari 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang sederhana.
2.    Disakarida
Senyawa yang terdiri dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau tidak.
3.    Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan beberapa monosakarida
4.    Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul monosakarida yang sangat banyak jumlahnya.
Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat pada iodium (Adisendjaja, 2014).
b.      Alat dan Bahan
1)        Alat
a)      Tabung reaksi
b)      Pipet tetes
c)      Rak tabung
2)        Bahan
a)      Karbohidrat (glukosa dan galaktosa).
b)      Aquades.
c)      Larutan HNO3 pekat
c.       Cara Kerja
1)        50 mg larutan karbohidrat dimasukan kedalam masing-masing tabung reaksi.
2)        1 ml aquades dan 1 ml HNO3 pekat ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3)        Kemudian dipanaskan selama 1-1,5 jam.
4)        5 ml aquades ditambahkan kemudian dibiarkan 1 malam.
5)        Kemudian diamati dengan mikroskop apakah ada Kristal atau tidak.
d.      Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
Larutan
HasilPengamatan
Galaktosa
Terdapat endapan Kristal asam mukat
Glukosa
Tidak terdapat endapan kristal
e.       Kesimpulan
Uji asam mukat ini dilakukan dengan tujuan identifikasi adanya galaktosa. Ini terjadi karena proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan keadaan panas dalam air mendidih galaktosa menghasilkan asam mukat yang tidak larut dalam air dan berbentuk Kristal asam mukat.



DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y dkk. (2014). Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Glory. (2013). Uji Benedict. [Online]. Tersedia di:          http://glorimerkristivita.blogspot.com/2013/07/laporan-praktikum-percobaan-benedict.html [29 Oktober 2014]
Ana, Eka Fitri. (2014). Uji Barfoed. [Online]. Tersedia di:          http://phiephie3nurse.blogspot.com/2014/03/laporan-karbohidrat-uji-barfoed.html [30 Oktober 2014]
Suhara. (2008). Dasar – Dasar Biokimia. Cetakan Pertama. Bandung. Prisma Press
Maulidah. (2013). Uji Bial. [Online]. Tersedia : http://c-31120068.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-biokimia-pengaruh.html [30 Oktober 2014]





0 komentar:

Posting Komentar