IDENTIFIKASI
KARBOHIDRAT
LAPORAN PRAKTIKUM
1.
UJI
MOLISH
a.
Teori
Uji Molish adalah uji kimia kualitatif
untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molish dinamai sesuai penemunya yaitu
Hans Molish, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu.
Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan
asam dan lapisan sampel (Adisendjaja,
2014).
Sampel yang diuji dicampur dengan
reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran
atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui
dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk
lapisan (Adisendjaja, 2014).
H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya)
berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan
furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk
cincin yang berwarna ungu (Adisendjaja,
2014).
b. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Tabung
reaksi.
b)
Rak tabung reaksi.
c)
Gelas ukur.
d)
Pipet tetes.
e)
Kertas label.
f)
Penjepit tabung reaksi.
2)
Bahan
a)
Sukrosa.
b)
Maltose.
c)
Dextrin.
d) Glikogen.
e)
Glukosa.
f)
Amilum.
g)
Fruktosa.
c.
Cara
Kerja
1)
5 tetes pereaksi
Molish ditambahkan pada masing-masing 2 ml larutan karbohidrat (Sukrosa,
Maltose, Dextrin, Glikogen, Amilum, Glukosa dan Fruktosa) lalu diaduk.
2)
Tabung reaksi
dimiringkan dan 2 ml asam sulfat pekat (H2SO4) dituangkan
dengan hati-hati melalui dinding tabung sehingga terbentuk dua lapisan.
3)
Warna yang
terjadi pada batas kedua lapisan diamati.
d.
Hasil Pengamatan
Tabel
Hasil Pengamatan
No
|
Karbohidrat
|
Warna awal
|
Setelah
ditambahkan H2SO4
|
1
|
Sukrosa
|
Bening
|
Cincin
coklat
|
2
|
Maltose
|
Bening
|
Cincin ungu
|
3
|
Dextrin
|
Bening
|
Cincin ungu kompleks
|
4
|
Glikogen
|
Bening
|
Cincin ungu
|
5
|
Glukosa
|
Bening
|
Cincin coklat
|
6
|
Amilum
|
Bening
|
Cincin ungu kompleks
|
7
|
Fruktosa
|
Bening
|
Cincin ungu kompleks
|
e.
Kesimpulan
Dari hasil
percobaan yang dilakukan, larutan karbohidrat yang mengalami sulfonasi dengan
alpha naftol adalah amilum, fruktosa, dextrin
karena setelah ditetesi oleh H2SO4 pekat larutan tersebut
membentuk cincin berwarna ungu kompleks, hal tersebut menunjukan bahwa larutan
tersebut mengalami sulfonasi dengan alpha naftol.
2.
UJI BENEDICT
a.
Teori
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa
disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi
dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton.
Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki
gugus alpha hidroksiketon, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan
mannose dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict (Adisendjaja,
2014).
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi
dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit
pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selama 4-10 menit. Selama proses
ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau,
kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi)
(Glory, 2013).
Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict.
Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan
glikosidik sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan
alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi (Glory, 2013).
Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan
glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit
diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti
dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduk siapa yang terdapat dalam urine.
Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes (Glory, 2013).
b.
Alat dan Bahan
1)
Alat
a) Tabung reaksi
b) Rak tabung reaksi
c) Gelas ukur
d) Pipet tetes
e) Kertas label
f) Penjepit tabung reaksi
2) Bahan
a)
Sukrosa
b)
Maltose
c)
Dextrin
d)
Glikogen
e)
Glukosa
f)
Amilum
g)
Fruktosa
c.
Cara
Kerja
1)
2 ml benedict
dituangkan kedalam tabung reaksi.
2)
Kemudian 7 tetes
karbohidrat diteteskan pada masing-masing tabung reaksi.
3)
Larutan
dididihkan selama 5 menit.
4)
Warna dari
endapan yang dihasilkan larutan tersebut diamati.
d.
Hasil Pengamatan
Tabel
Hasil Pengamatan
No
|
Karbohidrat
|
Sebelum dipanaskan
|
Setelah
dipanaskan
|
1
|
Sukrosa
|
Biru
|
-
|
2
|
Maltose
|
Biru
|
+
|
3
|
Dextrin
|
Biru
|
-
|
4
|
Glikogen
|
Biru
|
-
|
5
|
Glukosa
|
Biru
|
+
|
6
|
Amilum
|
Biru
|
-
|
7
|
Fruktosa
|
Biru
|
+++
|
Keterangan :
(
- ) tidak ada endapan
(
+ ) endapan berwarna hijau
( +++ ) endapan berwarna merah bata
e.
Kesimpulan
Dari percobaan
yang telah dilakukan larutan karbohirdat yang menghasilkan endapan adalah
Maltose, Glukosa dan Fruktosa. Hal ini menunjukan bahwa larutan tersebut
merupakan gula pereduksi.
3.
UJI BARFOED
a.
Teori
Uji
barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi
barfoed bersifat asam lemah dan hanya diredusi oleh monosakarida. Pemanasan
yang lama menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif. Percobaan
barfoed menghasilkan endapan berwarna lebih pekat (Ana, 2014).
Larutan
karbohidrat yang paling cepat bereaksi adalah larutan fruktosa. Sementara untuk
larutan karbohidrat jenis glukosa, dan sukrosa, tidak bereaksi atau menunjukkan
hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya.
Namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehid
atau keton rantai terbuka,sehingga gugus aldehid atau keton ini dapat mereduksi
berbagai macam reduktor. Oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil
reaksi positif (endapan biru lebih pekat) dinamakan gula pereduksi (Ana, 2014).
Pereaksi
barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya dapat direduksi
oleh monosakarida dan disakarida meskipun terdapat perbedaan kecepatan
mereduksi diantara keduannya (Ana, 2014).
b.
Alat
dan Bahan
1) Alat
a) Pipet
tetes
b) Tabung
reaksi
c) Gelas
ukur
d) Pemanas
air
2)
Bahan
a) Larutan
sukrosa
b) Larutan
glukosa
c) Larutan
maltose
d) Larutan
fruktosa
e) Larutan
dextrin
f) Larutan
amilum
g) Larutan
glikogen
c.
Cara Kerja
1)
Larutan reagent Barfoed sebanyak 2 ml
dimasukkan ke dalam 7 tabung reaksi yang berbeda.
2)
Larutan karbohidrat yang akan diuji
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan reagent
Barfoed sebanyak 1 ml.
3)
Setiap larutan yang sudah dicampurkan
kemudian di panaskan dalam pemanas air kurang lebih selama 2-5 menit, tidak
boleh lebih dari 5 menit.
4)
Kemudian diamati adanya endapan.
d.
Hasil Pengamatan
Tabel
Hasil Pengamatan
No
|
Karbohidrat
|
Endapan
|
1.
|
Sukrosa
|
-
|
2.
|
Glukosa
|
+
|
3.
|
Maltosa
|
-
|
4.
|
Fruktosa
|
+
|
5.
|
Dextrin
|
-
|
6.
|
Amilum
|
-
|
7.
|
Glikogen
|
-
|
Keterangan :
+ = terdapat endapan merah bata (reaksi positif)
e.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat
disimpulkan bahwa glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida karena dapat
mereduksi asam lemah (barfoed) menghasilkan endapan tembaga oksida yang
indikator warnanya merah bata.
4.
UJI BIAL
a.
Teori
Uji
bial merupakan uji yang disadari oleh konversi pada gula pentose seperti ribose
didalam keadaan asam dan 0,3 % larutan orsinol dan FeCl3 didalam HCl pekat. HCl
yang terdapat pada reagen akan mendehidrasi gula menjadi furfural. Jika dalam
sampel terdapat gula pentose larutan akan berwarna hijau dalam kurun waktu
sepuluh menit. Seperti misalnya pada RNA yang memiliki ribosa yang adalah gula
pentose sehingga akan bereaksi dengan orsinol dalam kondisi mendidih akan
berwarna hijau dan membentuk struktur yang kompleks dengan absorbansi maksimum
665 mm. sedangkan golongan heksosa ditandai keberadaannya jika hasil uji
larutan berwarna colat sampai keabu abuan. Pada umumnya uji Bial di
pakai untuk membedakan adanya pentose atau heksosa dalam suatu sampel larutan
(Maulidah, 2013).
b.
Alat dan Bahan
1)
Alat
a) Tabung
reaksi
b) Pipet
tetes
c) Pemanas
air
d) Gelas
ukur
2)
Bahan
a) Larutan
sukrosa
b) Larutan
glukosa
c) Larutan
maltose
d) Larutan
fruktosa
e) Larutan
glikogen
f) Larutan
dextrin
g) Larutan
α – alanin
h) Larutan
amilum
i)
Larutan xylosa
j)
Larutan reagen bial
k) Larutan
amil alcohol
c. Cara
Kerja
1)
Larutan bial sebanyak 2 ml dimasukkan ke
dalam 8 tabung reaksi yang berbeda.
2)
Larutan karbohidrat yang akan diuji
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan
bialsebanyak 1 ml.
3)
Setiap larutan yang sudah dicampurkan
kemudian di panaskan dalam pemanas air selama 5 menit.
4)
Setelah dipanaskan kemudian tabung
reaksi berisi larutan asam amino tersebut didinginkan.
5)
Setelah di dinginkan kemudian
masing-masing tabung reaksi diberi 1 ml larutan amil alkohol. Kemudian diamati
perubahan warnanya.
d. Hasil
Pengamatan
Tabel Hasil
Praktikum
No
|
Karbohidrat
|
Indikator Warna
|
1.
|
Sukrosa
|
-
|
2.
|
Glukosa
|
-
|
3.
|
Maltosa
|
-
|
4.
|
Fruktosa
|
-
|
5.
|
Glikogen
|
-
|
6.
|
Dextrin
|
-
|
7.
|
Amilum
|
-
|
8.
|
Xylosa
|
+
|
Keterangan :
+ = menunjukan warna biru-hijau (reaksi positif)
e. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat
disimpulkan bahwa xylosa termasuk dalam karbohidrat golongan pentosa. Karena
pada saat dipanaskan dengan campuran bial, terbentuk furfural yang
berkondensasi dengan orcinol dan ion ferri menghasilkan indikator warna
biru-hijau.
5. UJI
SELLIWANOF
a. Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik
yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C, H,
O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan
binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan pada tumbuhan untuk
sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan
selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat
menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua
golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid, dan
ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi lebih
cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya
berkondensasi dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah
kompleks (Adisendjaja, 2014).
Karbohidrat diklasifikasikan
menjadi :
1. Monosakarida
Terdiri dari 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang sederhana.
2. Disakarida
Senyawa yang terdiri dari 2 molekul monosakarida
yang sejenis atau tidak.
3. Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan beberapa
monosakarida
4. Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul
monosakarida yang sangat banyak jumlahnya.
Iodium memberikan warna kompleks
dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru pada iodium, glikogen dan
tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah
sampai coklat pada iodium (Adisendjaja,
2014).
b.
Alat
dan Bahan
1)
Alat
a) Tabung
reaksi
b) Pipet
tetes
c) Gelas
ukur
d) Rak
tabung
e) Penangas
air
2)
Bahan
a) Karbohidrat
(amilum, sukrosa, fruktosa, dextrin, maltosa glukosa, xylosa, glikogen).
b) Reagen
seliwanof.
c. Cara
Kerja
1)
8 tabung disiapkan dan disimpan dalam
tabung reaksi.
2)
Masing –masing tabung tersebut diberi 2
ml reagen seliwanof.
3)
Pada setiap tabung diatas ditetesi
larutan karbohidrat yang akan diuji masing-masing tiga tetes.
4)
Tabung-tabung tersebut dipanaskan dalam
penangas air selama 15 menit.
5)
Tabung-tabung tersebut diamati perubahan
warnanya setiap dua menit sekali.
d. Hasil
Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
NO
|
Karbohidat
|
Menit
ke-
|
|||||||
2
|
4
|
6
|
8
|
10
|
12
|
14
|
15
|
||
1
|
Amilum
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Sukrosa
|
-
|
Pink
|
Orange
|
OR
|
OR+
|
OR+
|
OR+
|
OR++
|
3
|
Fruktosa
|
-
|
Pink
|
Orange
|
OR+
|
OR++
|
OR++
|
OR++
|
Merah
kompleks
|
4
|
Dextrin
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Maltosa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6
|
Glukosa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Xylosa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
Glikogen
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Keterangan
:
-
: Tidak bereaksi
OR
: Bereaksi (warna Orange)
e. Kesimpulan
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
sukrosa dan fruktosa memiliki gugus keton dan termasuk kedalam karbohidrat
golongan ketosa. Fruktosa memiliki warna merah yang lebih kompleks dari sukrosa
karena sukrosa adalah disakarida yang merupakan gabungan dari glukosa yang
memiliki gugus aldehid dan fruktosa yang memiliki gugus keton.
6. UJI IODIUM
a.
Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik
yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C, H,
O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan
binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan pada tumbuhan untuk
sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan
selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat
menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua
golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid, dan
ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi lebih
cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya
berkondensasi dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah
kompleks (Adisendjaja, 2014).
Karbohidrat diklasifikasikan
menjadi :
1. Monosakarida
Terdiri dari 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang sederhana.
2. Disakarida
Senyawa yang terdiri dari 2 molekul monosakarida
yang sejenis atau tidak.
3. Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan beberapa
monosakarida
4. Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul
monosakarida yang sangat banyak jumlahnya.
Iodium
memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru
pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian
(eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat pada iodium (Adisendjaja, 2014).
b.
Alat
dan Bahan
1)
Alat
a) Plat
tetes
b) Pipet
tetes
2)
Bahan
a) Karbohidrat
(amilum, sukrosa, fruktosa, dextrin, maltosa glukosa, xylosa, glikogen).
b) Larutan
Iodium.
c.
Cara
Kerja
1)
Pada plat tetes diteteskan karbohidrat
yang akan diuji masing-masing dua tetes.
2)
Larutan karbohidrat yang akan diuji
diteteskan dua tetes larutan iodium.
3)
Perubahan warna pada larutan diatas
dibandingkan dengan larutan iodiumnya sendiri.
d.
Hasil
Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
NO
|
Karbohidrat
|
Indikator
Warna
|
1
|
Amilum
|
Biru
(berubah)
|
2
|
Sukrosa
|
Tidak
berubah
|
3
|
Fruktosa
|
Tidak
berubah
|
4
|
Dextrin
|
Coklat
kemerahan (berubah)
|
5
|
Maltosa
|
Tidak berubah
|
6
|
Glukosa
|
Tidak
berubah
|
7
|
Xylosa
|
Tidak
berubah
|
8
|
Glikogen
|
Merah
(berubah)
|
e.
Kesimpulan
Dari hasil tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa amilum, dextrin, dan glikogen merupakan polisakarida karena
dapat bereaksi dengan iodium. Amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada
tumbuhan, glikogen pada hewan, dan dextrin pada bakteri.
7. UJI ASAM MUKAT
a.
Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik
yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C, H,
O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan
binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan pada tumbuhan untuk
sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan
selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat
menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua
golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid, dan ketosa
yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi lebih cepat
daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya berkondensasi
dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah kompleks (Adisendjaja, 2014).
Karbohidrat diklasifikasikan
menjadi :
1. Monosakarida
Terdiri dari 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang sederhana.
2. Disakarida
Senyawa yang terdiri dari 2 molekul monosakarida
yang sejenis atau tidak.
3. Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan beberapa
monosakarida
4. Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul
monosakarida yang sangat banyak jumlahnya.
Iodium
memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru
pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian
(eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat pada iodium (Adisendjaja, 2014).
b.
Alat dan Bahan
1)
Alat
a) Tabung
reaksi
b) Pipet
tetes
c) Rak
tabung
2)
Bahan
a) Karbohidrat
(glukosa dan galaktosa).
b) Aquades.
c) Larutan
HNO3 pekat
c.
Cara Kerja
1)
50 mg larutan karbohidrat dimasukan
kedalam masing-masing tabung reaksi.
2)
1 ml aquades dan 1 ml HNO3
pekat ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3)
Kemudian dipanaskan selama 1-1,5 jam.
4)
5 ml aquades ditambahkan kemudian
dibiarkan 1 malam.
5)
Kemudian diamati dengan mikroskop apakah
ada Kristal atau tidak.
d.
Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
Larutan
|
HasilPengamatan
|
Galaktosa
|
Terdapat endapan Kristal asam
mukat
|
Glukosa
|
Tidak terdapat endapan kristal
|
e.
Kesimpulan
Uji asam mukat ini dilakukan dengan tujuan
identifikasi adanya galaktosa. Ini terjadi karena proses oksidasi oleh asam nitrat
pekat dan keadaan panas dalam air mendidih galaktosa menghasilkan asam mukat yang
tidak larut dalam air dan berbentuk Kristal asam mukat.
DAFTAR
PUSTAKA
Adisendjaja, Y dkk. (2014). Penuntun
Kegiatan Laboratorium Biokimia. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Glory. (2013). Uji
Benedict. [Online]. Tersedia
di: http://glorimerkristivita.blogspot.com/2013/07/laporan-praktikum-percobaan-benedict.html
[29 Oktober 2014]
Ana, Eka Fitri. (2014).
Uji Barfoed. [Online]. Tersedia
di: http://phiephie3nurse.blogspot.com/2014/03/laporan-karbohidrat-uji-barfoed.html
[30 Oktober 2014]
Suhara. (2008). Dasar – Dasar
Biokimia. Cetakan Pertama. Bandung. Prisma Press
Maulidah. (2013). Uji Bial.
[Online]. Tersedia : http://c-31120068.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-biokimia-pengaruh.html [30
Oktober 2014]
0 komentar:
Posting Komentar